Kamis, 02 Mei 2013

Perpuluhan—Apakah Perlu?


Pandangan Alkitab

 

SEKRETARIS keuskupan Anglikan di Afrika Selatan merasa kuatir. Gerejanya dilanda krisis keuangan yang membuat sulit untuk membayar para pendeta. Jalan keluar yang ia berikan, Menandaskan perpuluhan kepada kaum awam.

Tetapi apa sebenarnya perpuluhan itu? Beberapa orang berpendapat perpuluhan adalah memberikan ”sepersepuluh bagian dari seluruh penghasilan yang anda terima” untuk tujuan-tujuan keagamaan. Walaupun cara menghitung perpuluhan berbeda dalam tiap agama, banyak pendeta berpendapat bahwa perpuluhan perlu digalakkan. ”Sayang sekali kita tidak lebih banyak menekankan perlunya memberi perpuluhan,” kata seorang imam Katolik di Afrika. Dalam sebuah artikel majalah mengenai cara mengatasi kemiskinan dengan menjadi rekan Allah, Gereja Allah Sedunia mengatakan, ”Untuk memulai hubungan anda dengan Allah, anda pertama-tama harus mentaati hukum Allah berkenaan perpuluhan.” Artikel itu menambahkan bahwa mereka yang tidak berbuat demikian ”mencuri sesuatu dari Allah”.

Tetapi apakah Allah menuntut anda membayar perpuluhan? Mungkin anda terkejut mempelajari apa yang Alkitab katakan mengenai hal itu.

Perpuluhan dan Hukum Musa

Perpuluhan adalah bagian dari hukum Taurat yang diberikan Allah kepada bangsa Israel purba melalui Musa. Kedua belas suku Israel dituntut oleh Taurat untuk menunjang suku ke-13, yaitu imam-imam keturunan Lewi, yang tidak mempunyai warisan tanah. Ini memungkinkan suku Lewi untuk memusatkan perhatian kepada kebutuhan rohani bangsa itu. (Bilangan 18:21-24) Sebagai bangsa agraria, orang-orang Israel tidak dituntut untuk membayar perpuluhan secara tunai. Tetapi, perpuluhan dihitung dari hasil bumi dan bertambah banyaknya ternak. Jika perpuluhan dari hasil itu akan diberikan dan seorang Israel ingin memberikan uang sebagai gantinya, maka ia harus membayar 20 persen lebih banyak dari pada nilai hasil itu.—Imamat 27:30-33.

Perintah Allah berkenaan perpuluhan adalah soal serius. Jika seorang Israel tanpa sengaja menggunakan apa yang seharusnya diberikan sebagai perpuluhan, ia harus memberikan ganti rugi. Cara bagaimana? Dengan memberikan tambahan sebanyak 20 persen dan mempersembahkan korban binatang untuk kesalahannya. (Imamat 5:14-16) Walaupun tidak setiap orang Israel dapat menjadi imam, setiap orang dapat ikut menunjang pelayanan imamat dengan membayar perpuluhan. Semua ini dicantumkan dalam hukum Allah tentang perpuluhan. Karena itu, hal ini cocok dengan keadaan dari bangsa purba itu. Tetapi apakah ini cocok dengan keadaan orang dewasa ini? Lebih penting lagi, apakah orang Kristen diperintahkan untuk memberikan perpuluhan?

Suatu Perubahan Hukum

Beberapa tahun setelah Yesus dibangkitkan, orang-orang bukan Yahudi yang tidak disunat ditobatkan kepada Kekristenan. ”Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa,” kata beberapa orang Kristen Yahudi. (Kisah 15:5) Ada yang tidak setuju. Maka rasul-rasul Yesus dan orang Kristen lainnya yang berpengalaman berkumpul di Yerusalem untuk membahas persoalan itu. Mereka ingin mengerti kehendak Allah. Apakah Dia menuntut agar pengikut-pengikut Kristus memelihara Taurat Musa, termasuk perpuluhan? Pengalaman-pengalaman dikemukakan untuk menunjukkan bahwa ada perubahan dalam cara Allah berurusan dengan orang-orang bukan Yahudi, dan hal ini dibuktikan dari Firman nubuat Allah sendiri. (Kisah 15:6-21) Bagaimana keputusannya?

Rapat ini menghasilkan kesepakatan bersama. Orang Kristen tidak perlu dibebani dengan Taurat Musa. Walaupun demikian, ada ”yang perlu” yang harus ditaati. Apakah perpuluhan salah satunya? Keputusan yang terilham itu berbunyi, ”Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati lemas [dicekik, NW] dan dari percabulan.” (Kisah 15:25, 28, 29) Menarik sekali, hukum Allah berkenaan perpuluhan tidak dicantumkan di antara ”yang perlu ini” bagi orang-orang Kristen.
Kemudian, rasul Paulus menjelaskan bahwa perjanjian Taurat Allah dengan Israel telah ditiadakan oleh kematian Yesus. ”[Allah] menghapuskan surat hutang,” katanya. ”Dan itu ditiadakanNya dengan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar